Harga Minyak Mentah WTI Tekan Level Penting, Potensi Penurunan Masih Membayangi

img
Minyak mengalami penurunan

Pada tanggal 13 Agustus 2025, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan tekanan bearish yang masih kuat, seiring kondisi pasar yang diwarnai oleh berbagai tantangan fundamental dan teknikal. 

Dari sisi fundamental, permintaan global terhadap minyak mengalami perlambatan, yang terutama dipengaruhi oleh melemahnya sektor manufaktur di Cina dan Eropa. Ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat juga turut memberikan tekanan pada sentimen pasar minyak dunia. Di sisi produksi, peningkatan pasokan yang dilakukan oleh negara-negara anggota OPEC+ sebesar sekitar 547.000 barel per hari sejak September lalu menambah tekanan ke pasar yang sudah lemah. Selain itu, potensi kesepakatan politik antara Rusia dan Amerika Serikat terkait konflik Ukraina diperkirakan bisa berpengaruh pada pasokan minyak global, terutama jika sanksi berkurang, sehingga semakin memperberat tekanan harga.

Melihat data terbaru dari laporan Badan Informasi Energi Amerika (EIA) dan Badan Energi Internasional (IEA), tampak adanya perlambatan penarikan inventaris minyak, yang menjadi indikator adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.

Secara teknikal, harga minyak WTI pada hari ini berada di sekitar level $63,50 per barel. Harga ini merupakan upaya pemulihan setelah penurunan tajam selama tujuh hari terakhir yang sempat menembus level terendah dalam dua bulan di kisaran $62,77 hingga $63,08. Namun, tantangan masih besar karena resistance utama pasar berada di level $63,89, yang merupakan titik tertinggi Jumat lalu, dan diikuti oleh resistance dari rata-rata pergerakan harga 100-hari di $64,48 serta 50-hari di $66,42.

Sementara itu, level support yang perlu diwaspadai para pelaku pasar berada di kisaran $62,36 dan $61,50. Jika kedua level ini gagal dipertahankan, support psikologis dan struktural kuat di $60,00 menjadi kunci berikutnya yang akan diuji. Bahkan, jika tekanan jual berlanjut, harga diperkirakan bisa kembali turun menuju kisaran antara $58 hingga $59 per barel.

Indikator teknikal juga memperlihatkan sinyal bearish yang masih mendominasi pasar. RSI berada di angka sekitar 42, menandakan bahwa momentum bearish memang mulai melemah, namun MACD masih menunjukkan tekanan negatif meski berpotensi mulai stabil. Pola candlestick pekanan sangat jelas menunjukkan tekanan jual yang kuat, yang memperbesar kemungkinan terjadinya penurunan lanjutan dalam jangka menengah.

Dengan situasi ini, pasar minyak WTI berada dalam tekanan yang cukup berat, dimana resistance yang kuat dari $63,89 hingga $66,42 menjadi hambatan utama bagi upaya rebound harga. Sementara itu, aspek fundamental yang mencakup ketidakpastian permintaan dan peningkatan pasokan dari OPEC+ turut menguatkan pandangan bearish di pasar minyak dalam beberapa waktu ke depan.