Sterling memulai perdagangan Selasa dengan stabil di kisaran 1.3455, mencoba bangkit dari tekanan dolar yang berkelanjutan. Greenback tetap kuat menyusul data tenaga kerja dan penjualan ritel AS yang solid, mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan tetap menahan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
Dari sisi Inggris, Bank of England (BoE) masih menghadapi dilema antara menjaga stabilitas inflasi dan menahan perlambatan ekonomi. Data terbaru menunjukkan inflasi Inggris mulai melandai, namun risiko resesi teknikal masih membayangi—menahan antusiasme pasar terhadap Pound.
Secara fundamental, kombinasi Fed yang hawkish dan BoE yang cenderung dovish masih menjadi alasan mengapa GBP/USD kesulitan untuk menembus resistance psikologis 1.3500. Namun, tanda-tanda technical rebound mulai terlihat di grafik H4.
Analisa teknikal (H4):
• Struktur harga: harga membentuk base di sekitar 1.3400–1.3430 setelah penurunan tajam minggu lalu.
• Resistance utama: 1.3500 – 1.3560 (area supply & garis tren menurun).
• Support kunci: 1.3380 – 1.3330 (zona demand dan swing low sebelumnya).
• RSI (H4): berada di area 48–50 → netral, potensi pergerakan dua arah terbuka.
• MACD: mulai menunjukkan potensi bullish crossover, memberi indikasi pembalikan tren sementara.
Jika harga mampu menembus 1.3500, maka peluang koreksi menuju 1.3600–1.3660 terbuka. Sebaliknya, bila harga gagal menembus resistance dan kembali di bawah 1.3400, tren bearish dapat berlanjut ke 1.3330–1.3240.
________________________________________
Kesimpulan (Strategi Trading RR ±1:2)
• BUY (Breakout) Buy jika close H4 > 1.3500, SL 1.3440, TP 1.3600 – 1.3660 (±1:2), Note: Potensi pembalikan menuju resistance berikutnya.
• SELL (Rejection/Breakdown) Sell jika close H4 < 1.3380, SL 1.3430, TP 1.3280 – 1.3240 (±1:2) Note: Lanjutan tren bearish jika support 1.3380 gagal bertahan.
Catatan:
• Hindari posisi di tengah range (1.3400–1.3500).
• Fokus pada candle close untuk konfirmasi arah.
• Gunakan position sizing sesuai manajemen risiko (maks 1% ekuitas per posisi).
• Perhatikan rilis data makro AS dan Inggris menjelang akhir pekan yang bisa memicu volatilitas tinggi.