Poundsterling masih berjuang di bawah tekanan dolar AS menjelang rilis data inflasi dan penjualan ritel AS minggu ini. Dolar tetap kuat karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, sementara dari sisi Inggris, prospek ekonomi masih dibayangi oleh laju inflasi yang tetap tinggi dan pelemahan aktivitas bisnis.
Secara fundamental, investor menilai bahwa ketimpangan antara kebijakan moneter Inggris dan AS masih akan menekan GBP/USD dalam jangka pendek. The Fed menunjukkan sikap berhati-hati namun tetap hawkish, sementara Bank of England mulai mengisyaratkan perlambatan ekonomi yang menahan kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan.
Dari sisi teknikal, grafik H4 menunjukkan:
• Struktur tren: masih menurun (lower high & lower low sejak awal Oktober).
• Resistance utama: 1.3460 – 1.3560 (zona supply dan pertemuan garis tren menurun).
• Support utama: 1.3330 – 1.3280 (area demand dan swing low terakhir).
• Indikator RSI berada di area 43–45 (netral-bearish), menunjukkan momentum jual masih dominan.
• MACD berada di bawah garis nol, mempertegas bias bearish jangka pendek.
Jika tekanan jual terus berlanjut dan 1.3330 tertembus bersih, potensi penurunan berikutnya menuju 1.3240–1.3200 menjadi terbuka. Sebaliknya, jika terjadi pantulan kuat dari area support ini, maka peluang koreksi menuju 1.3500–1.3560 masih bisa dimanfaatkan oleh pelaku jangka pendek.
• Kesimpulan (Strategi Trading RR ≈ 1:2)
Skenario
• BUY (Rebound/Breakout) Buy jika close H4 > 1.3460 / SL 1.3400 / TP 1.3560 → 1.3650 (1:2) / Breakout resistance & potensi reversal menuju area 1.36
• SELL (Breakdown/Rejection) / Sell jika close H4 < 1.3330 / SL1.3380 / TP1.3240 → 1.3200 (1:2) / Lanjutan tren turun & konfirmasi bearish di bawah demand zone
Catatan:
• Hindari entry di tengah range 1.3330–1.3460.
• Gunakan konfirmasi candle H4/D1 dan volume sebelum masuk posisi.
• Risiko ideal 0.5–1.0% per posisi.
• Pasar cenderung sideways menjelang rilis data makro penting, sehingga manajemen posisi sangat krusial.